2020 SILARAS

Koordinasi Pemetaan Kabupaten/Kota Dalam Rangka Pemetaan Digital Berbasis Sistem Informasi Satuan Pendidikan Sesuai Dengan Kebutuhan Industri

Secara demografis, Indonesia akan melalui sebuah fenomena luar biasa yang dapat menjadi momentum tepat dalam mewujudkan Indonesia mandiri, fenomena ini adalah bonus demografi. Fenomena bonus demografi berkaitan dengan tulisan di atas yang merupakan secuplik transkrip pidato Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia ke-7 pada Deklarasi Pemagangan Nasional tanggal 23 Desember 2016. Dalam pidato tersebut, Joko Widodo memaparkan bahwa momentum bonus demografi yang didukung dengan potensi nasional bangsa Indonesia akan menjadi kekuatan luar biasa untuk menghadapi persaingan dan kompetisi di kancah global. Bonus Demografi merupakan suatu era di mana pada kondisi tersebut terjadi kenaikan jumlah penduduk usia produktif  bekerja (15-64  tahun), diiringi dengan penundaan pertumbuhan usia penduduk muda (di bawah 15 tahun) dan semakin sedikitnya jumlah penduduk lansia (di atas 64 tahun). Indonesia diperkirakan mencapai puncak keemasan dengan tajuk bonus demografi pada tahun 2020-2030. Proyeksi penduduk berdasarkan data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa pada tahun 2020 jumlah penduduk usia non produktif mencapai 71 juta jiwa, sedangkan penduduk usia produktif mencapai 181 juta jiwa. Perlu ditegaskan bahwa momentum bonus demografi tidak akan memberikan dampak besar bagi kemajuan Indonesia apabila investasi sumber daya manusianya minim. Retorika kasus penduduk dan pertumbuhan infrastruktur di Indonesia harus dapat disinergikan dengan bonus demografi. Tujuannya agar dapat menghasilkan tenaga kerja yang benar-benar potensial dan produktif serta mampu menciptakan keselarasan dengan lapangan pekerjaan yang tersedia.

Tenaga kerja yang kompeten dan produktif akan turut serta dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Lembaga pendidikan formal dan non- formal menjadi komponen utama untuk menghasilkan tenaga pendidik yang berkompeten dan terampil. Namun, hadirnya tenaga kerja terampil yang tidak didukung dengan ketersediaan lapangan usaha akan menjadi sia-sia. Hal ini dapat terjadi karena bidang keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja dan lulusan tidak sesuai dengan lapangan usaha yang tersedia. Selain itu, setiap regional masih belum memiliki indikator yang tepat untuk mengidentifikasi keterserapan tenaga kerja dan potensi yang dimiliki oleh setiap regional. Dengan kata lain, sebenarnya terdapat peluang usaha yang besar, tetapi tidak ada bidang keterampilan pekerja yang sesuai dengan peluang tersebut.

Konsep pemetaan penyelarasan pendidikan dengan Industri Dunia Kerja (IDUKA) terdiri dari supply tenaga kerja, kebijakan penyelarasan, dan demand tenaga kerja. Lulusan Perguruan Tinggi Vokasi, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Lembaga Kursus Pelatihan (LKP) akan menjadi supply tenaga kerja bagi IDUKA. Disisi lain, industri dunia usaha dan dunia kerja membutuhkan (demand) tenaga kerja. Namun saat ini, sisi supply dan demand tenaga kerja belum memiliki interaksi serta koordinasi yang saling membutuhkan. Sisi supply menghasilkan calon tenaga kerja secara terus menerus tanpa melihat demand kebutuhan IDUKA, begitu pula dunia usaha dan industri yang membutuhkan tenaga kerja tetapi kesulitan untuk mendapatkan tenaga kerja terampil dan sesuai kriteria. Masalah ini dapat diselesaikan dengan kebijakan penyelarasan yang menjadi jembatan antara supply tenaga kerja (Vokasi, SMK, LKP) dan demand (IDUKA). Penyelarasan dapat dilakukan dengan mewujudkan interaksi antara sisi supply dan demand terkait dengan penyesuaian kurikulum, magang, sarana/prasarana, pendidik, serta sertifikasi. Dalam menilai interaksi tersebut, diperlukan indikator terkait dengan tingkat keterserapan pekerja dan tingkat pemenuhan demand dari sisi IDUKA. Oleh karena itu, diperlukan indeks penilaian yang dapat digunakan sebagai indikator untuk mengidentifikasi keterserapan tenaga kerja dan peluang usaha di setiap sektor regional hingga nasional.

Link and match memberikan sebuah gambaran keseimbangan atau kesesuaian antara supply dan demand (pasokan dan permintaan). Proses pengukuran link and match menggunakan dua indikator, yaitu Alignment Index dan Fulfillment Index. Alignment Index (AI) menggambarkan ukuran keterserapan alumni (supply) Lembaga Kursus Pelatihan (LKP) pada Industri Dunia Usaha Dunia Kerja (IDUKA). AI memiliki beberapa dimensi, yaitu indeks lokasi, indeks jenis pendidikan, indeks bidang keterampilan, indeks rombongan kelulusan, indeks waktu tunggu kerja, indeks level Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), indeks kewirausahaan, dan indeks gaji. Sedangkan Fulfillment Index (FI) menggambarkan ukuran pemenuhan kebutuhan tenaga kerja IDUKA (demand) oleh alumni LKP. Instrumen FI juga memiliki beberapa dimensi, yaitu indeks lokasi, indeks posisi jabatan, indeks bidang keahlian, indeks waktu pemenuhan kebutuhan, indeks berdasarkan level KKNI, dan indeks berdasarkan gaji.

Direktorat Kursus dan Pelatihan (DITSUSLAT) dan Direktorat Jenderal Vokasi menyelenggarakan program koordinasi pemetaan kabupaten/kota dalam rangka pemetaan digital berbasis sistem informasi satuan pendidikan sesuai dengan kebutuhan industri. Program ini dilakukan untuk menghimpun data estimasi atau perkiraan berdasarkan sudut pandang Lembaga Kursus Pelatihan (LKP), Dinas / Pemerintah, dan Industri Dunia Kerja. Hasil yang diperoleh dari pengisian instrumen Alignment Index (AI) dan Fulfillment Index (FI) diharapkan dapat digunakan sebagai indikator acuan dalam penentuan kebijakan penyelarasan. Dengan demikian, potensi dan keunggulan dari masing-masing daerah juga dapat diketahui dan dipetakan berdasarkan bidang keterampilan serta peluang bidang usaha. Sehingga, sisi supply dan demand tenaga kerja dapat saling terkait, seimbang, sesuai (link and match), dan saling membutuhkan. Tentunya, kesejahteraan masyarakat akan meningkat diikuti dengan besarnya tingkat keterserapan kerja dan industri dunia kerja dapat meningkatkan produktivitasnya sebagai hasil dari mempekerjakan tenaga lokal terampil





Link Materi Workshop :

http:/kursus_kemdikbud.go.id/silaras/landing

http:/kursus_ kemdikbud.go.id/silaras/main

Link Laporan Operator Kabupaten Lumajang:

https://drive.google.com/file/d/12d8v_5rxuFp9uSM46TxTe-tRvnM_gdX2/view?usp=sharing, https://drive.google.com/file/d/16VWJYNWchIePeq_KSCL9a8PwqFdivjuh/view?usp=sharing, https://drive.google.com/file/d/1_7624X-W1_9BBpISQjUMeeMZ-np6hdRQ/view?usp=sharing, https://drive.google.com/file/d/1wsPcQAiAet4GJe5uhjs8UYdspUHaRtPc/view?usp=sharing

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dokumentasi Program KURLING

SUPERVISI PERIJINAN OLEH DIREKTORAT BINA LEMBAGA PELATIHAN VOKASI KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

MERDEKA INDONESIA-KU